Selasa, 09 April 2013

Antara Berandaku Dan Kopi Pahit


Beranda pagiku hari ini basah….
Hujan ini memupus sinar mentari ..
Yang biasanya mencerahkan berandaku….
 Bait bait puisi itu tiba tiba muncul di kepalaku selagi aku duduk di beranda pagi ini….. ya beranda rumahku yang banyak menyimpan kisah antara aku , kamu dan secangkir kopi pahit buatanku. Banyak obrolan dan canda kita yang meramaikan berandaku yang mungkin membuat iri burung-burung yang lagi bertengger di pohon beringin depan rumahku.

Cerita indah itu bukan milik kita lagi. Kisah yang kita titipkan pada mentari dan bulan kini telah usai. Kamu tidak biasa duduk di sini lagi sejak kamu putuskan untuk pergi dari kota ini. Sungguh saya tidak menyalahkanmu ketika kamu mau mengejar cita citamu. Tapi aku tidak bisa ikut denganmu karena aku harus bekerja dan merawat ayahku yang sudah kena stroke.

Malam itu kamu datang tidak seperti biasanya ,banyak diam seolah olah ada yang Kau pikirkan tapi berat kamu sampaikan. “Tika.. tadi siang aku melihat pengumuman DEPLU dan aku di terima” katamu dengan pelan. “Wwooww… senangnyaaaa selamat ya, doa kita terkabul “ kataku sambil memeluknya. “Tapi Tik… aku penempatannya di Spanyol, mungkin karena aku menguasai bahasa Spanyol” kata Dia sambil memandangku. Seketika itu aku terpaku tidak tahu harus berkata apa. Suasana jadi canggung karena aku dan dia tenggelam dalam pikiran masing-masing. Dan kemudian kamu pamit pulang dengan tidak lupa mencium keningku seperti biasanya.

Nama pacarku itu Tora, dia merupakan anak pertama di keluarganya. Banyak harapan dan tanggung jawabnya yang di titipkan orang tuanya kepadanya. Di terimanya di DEPLU merupakan titik cerah bagi Tora dan keluarganya. Tora akan semakin maju juga bila dia memenuhi panggilan kerja itu.
Berat untuk melepasnya pergi, antara memikirkan kemajuan Dia dan antara kepentinganku. Malam itu aku benar benar tidak bisa tidur, memikirkan apa yang seharusnya aku lakukan. Aku tidak mungkin mengikuti Tora karena aku harus merawat ayahku sedangkan ibuku sudah lama meninggalkan kami. Aku juga paham Tora membutuhkan seseorang ada di sampingnya kemanapun dia pergi. Akhirnya aku ambil air wudhu untuk menjalankan shalat sunnah malam itu.

“Tora … nanti malam jemput aku di kantor ya, kayaknya lembur ni aku pulangnya malam” bunyi SMSku siang itu. Sejenak kemudian ada balasan darinya “ bereeess… jam 8 malam aku jemput,usahakan selesai kerjaanmu ya’’. Tiga hari sudah aku memikirkan tentang kelanjutan hubunganku dengan Tora. Dan malam ini aku pingin bicara dengannya.

Setelah sampai di rumah, aku minta ijin mandi dulu sama Dia, tapi sebelumnya aku bikinkan Dia kopi pahit kesukaan dia. Aku duduk di sebelahnya beberapa saat kemudian “ Bisa kita bicara”. Kamu mengangguk dan menatap aku, sungguh tatapan matamu tidak akan mudah aku lupakan. “ Aku tidak akan menghalangi kemajuanmu walau itu berat rasaku, aku juga tidak mau ada penantian yang kita tidak tahu sampai kapan, aku mau kita sama sama tidak ada beban ketika kamu mau pergi ke Spanyol nanti, kalau kita berjodoh pasti suatu saat akan bertemu kembali kita” kataku dengan nada lirih dan linangan air mataku menetes di pipiku.
Itulah pertemuanku terakhir dengan Tora . Beranda dan kopi pahit adalah kenanganku padamu

1 komentar:

  1. Mari Bergabung Bersama Kami Di AGENJUDIONLINE
    Hanya Dibolavita Memberikan Berbagai Bonus Dan Promo
    Kali ini Kami Ada Memberikan Bonus 50% Dan Bonus Member baru 25.000 Untuk 1.000 User Id Yang Beruntung
    Need More Info?
    Bbm : D8C363CA / BOLAVITA
    WA : 081377055002

    BalasHapus