Iilla

Pengajian Syuhada, Rabu 11/06/2014 @Masjid Syuhada Yogyakarta by ust. Agus Ardiyanto

IILAA

Iilaa adalah jika seorang suami, dia bersumpah dengan atas nama Allah/dengan sifat Allah dimana suami ini tidak ada masalah (sehat, bisa berhubungan suami istri) tapi dia bersumpah untuk tidak menggauli istrinya pada kemaluannya selama-lamanya atau melebihi 4 bln.

Barang siapa yang bersumpah dengan selain atas nama Allah Swt maka dia telah berbuat syirik.
Rasulullah Saw: "Tidak boleh seorang yang beriman mendiamkan (jothakan) saudaranya yang mukmin lebih dari 3x24 jam."

Syarat Iilaa:
1. Suami sehat, tidak ada kendala untuk melakukan hubungan suami istri.
2. Harus ada kalimat sumpah (wallaahi, tallaahi, billaahi, demi dzat yang jiwaku ada di tanganNya dll).
3. Dia bersumpah untuk tidak mengumpuli istrinya pada bagian kemaluan.
4. Dia bersumpah untuk tidak mengumpuli istrinya pada bagian kemaluan selama > 4 bln.
Kenapa 4 bln?
Supaya rahim dlm keadaan steril, tidak dalam keadaan hamil.
Karena:
☆masa iddah wanita yang ditinggal mati suaminya = 4bln.
☆masa iddah wanita yang ditalak suaminya dalam keadaan tidak hamil = 3x quru' (3x suci).
☆masa iddah wanita yang ditalak suaminya dalam keadaan hamil = sampai melahirkan.
5. Istri memungkinkan untuk digauli (tidak dlm keadaan haid).

Umar bin Khattab telah membuat sistem: tidak boleh suami yang pergi jihad meninggalkan istrinya > 4bln.

Allah berfirman: "Dan bagi suami2 yang meng-Iilaa istrinya maka dia diberikan tenggang waktu 4 bln, kalau sebelum 4 bln dia membatalkan sumpahnya maka Allah Swt Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Tapi kalau dia mau mentalaq istrinya maka Allah Swt Maha Mendengar & Maha Mengetahui apa yang ada di dalam hati."

Suami jika mau mencabut Iilaa maka harus membayar kafarat dengan:
☆membebaskan budak, atau
☆memberi makan 10 orang fakir miskin sekali kenyang sebagaimana yg dia makan, atau
☆memberi pakaian 10 orang fakir miskin yang bisa untuk sholat (sarung+koko/gamis+kerudung), atau
☆berpuasa 3 hari (boleh urut, boleh juga tidak urut).

Kalau < 4 bln suami mencabut Iilaa (kembali baikan lagi dengan istrinya) maka Allah akan mengampuninya. Tapi jika > 4 bln suami tetap membiarkan istrinya maka dia diharuskan untuk menggauli istrinya & membayar sumpahnya. Kalau suami tetap tidak mau maka diminta untuk mentalaq istrinya (jangan mendzalimi istri) atau istrinya yang khulu' (menuntut cerai). Hal ini supaya tidak ngambang status istrinya.

Pada jaman jahiliyah, para suami seenaknya meninggalkan istrinya sampai berbulan2. Islam sangat memperhatikan hak2 wanita jangan sampai terdzalimi. Suami istri ditempatkan sesuai perannya masing2.
Hawa diciptakan bukan untuk menyaingi Adam. Hawa diciptakan  untukà mendampingi Adam.

Iilaa hukumnya haram dalam Islam karena suami bersumpah meninggalkan sesuatu yang wajib (tidak memberi nafkah batin istrinya).
Iilaa bisa terjadi hanya bila suami istri dalam pernikahan yang sah.
Nikah subhat (nikah yang tdk jelas). Misal: Istri ditalak suaminya tapi tidak jelas kapan talaknya. Hal ini berakibat tidak jelas masa iddah istrinya.

Imam Malik: jika ada wanita/laki2 yang menjadi pihak ke 3 bagi pasangan suami istri yang mengakibatkan perceraian, maka pihak ke 3 ini hukumnya haram untuk dinikahi (salah 1 dr suami istri td) selama2 nya.
Kaidah yang terjadi adalah: Barangsiapa yang terburu-buru melakukan sesuatu yang halal maka dia diharamkan untuk selama2 nya.
Misal: Dalam hal waris. Jika ada anak yang seharusnya dapat warisan tapi karena bapaknya belum meninggal kemudian dia membunuh bapaknya, maka si anak tsb haram untuk mendapatkan warisan bapaknya tadi.