Tinggi Raja

kawah biru

Awalnya saya lihat foto di internet tempat wisata. Foto itu menggambarkan sumber air panas yang ada di tengah hutan dengan air yang biru kali. "Mmmm koq agak aneh ya, airnya berwarna biru dan suasana sekitarnya masih asli ya" batinku saat itu. 

Dari foto itu saya cari info yang lebih banyak lagi, yang ada awalnya hanya kalau tempat itu ada di kabupaten simalungun di Tinggi Raja. Dari teman dan youtube lebih banyak info yang dapat kuperoleh. Kalau dari tebing lebih dekat lewat Dolog (nama daerah). Sampai simpang Kerapuh kita belok ke kiri. Katanya sich perjalanan dari simpang itu sampai lokasi di tempuh dalam setengah jam, ternyata... kita menempuh 3.5 jam. Kondisi jalan yang rusak membuat perjalanan lambat. Ada jalan yang menanjak dan rusak berat,sehingga kita terpaksa turun dari mobil karena takut, kupikir akan aman kalau jalan kaki.
Bertanya di sepanjang sangat membantu kami menuju lokasi. Untungnya masyarakat yang kita lewati ramah dan informatif. Disamping perkampungan yang kita lewati ada juga perkebunan dan Hutan yang selalu kita jumpai sepanjang perjalanan.

Ternyata tinggi raja adalah cagar alam yang harus di jaga kelestariaannya.Masyarakat sekitar masih berkeyakinan banyak pantangan ketika memasuki area ini.Restribusi untuk masuk kayaknya belum di kelola pemerintah, masih masyarakat sekitarnya. aturannya per orang hanya membayar seribu rupiah saja, tapi kemarin saya di minta sepuluh ribu. Angka tersebut sebenarnya juga masih katagori murah.

Sampai di lokasi kita sudah di tawari guide untuk membantu perjalanan kita. Ada 4 titik yang bisa lihat yaitu kawah biru, kawah putih, sungai dan pemandaian air panas. Titik pertama yang kita datangi adalah kawah biru.Menuju lokasi Kawah Biru kita jumpai lahan bekas kawah yang sudah kering. Sepanjang perjalanan banyak kita jumpai pohon anggarbah, sebuah pohon seperti pohon daun pandan tapi super besar kayak pohon yang sering kita jumpai di dataran payau. Begitu melihat kawah biru rasa takjub kita di buatnya. Begiti bening dan birunya airnya. Asap yang menyebar membuat bau khas belerang menyambut kedatangan kita. subhanallah begitu terpesona diriku dengan kuasa allah yang maha kaya. 

pohon anggarbah 

Suasana yang indah ini tentu saja sayang kalau tidak mengabadikannya dalam sebuah foto dan vidio. Saranku yang mau berfoto ria pengambilan gambar jangan terlalu siang kali karena air kawah ini pasti akan memantulkan cahaya yang menyilaukan. Sekeliling kawah kami coba ambil foto dari sudut yang berbeda-beda, sayangnya kondisi badan yang belum sarapan dari pagi mengharuskan kita menyimpan energi untuk ke sungai karena rencana kita makan di pinggir sungai. Akhirnya kita tidak meyusuri keliling kawah biru, lain waktu pasti kita sudah siap mengkondisikan diri.

Untuk menuju sungai ternyata curam sekali jalannya. tanah kapur membuat pijakan kita licin dan mudah tergelincir , untungnya sepanjang jalan sudah ada di buat untuk pegangan tangan walau di rasa kurang kokoh. Di tengah perjalanan kita jumpai sumber mata air panas juga tapi kecil tapi panasnya tetep panas sekali. Sesampai di sungai kita mengisi energi dulu baru mempersiapkan diri untuk masuk kesungai. Di sebelah sisi sungai banyak terdapat mata air panas. kita sempat menyusuri sungai dan kita jumpai tiga tempat sumber air panas, sayangnya kita sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan melihat kolam yang untuk berendam. 

mungkin suatu saat nanti kita bisa menikmati kolam yang berisi air hangat sehingga kita bisa berendam di situ. Sore itu membuat kita harus meninggalkan Tinggi Raja. Dalam perjalanan pulang kita mampir di kawah putih. Kawah putih ini airnya lebih biru dan katanya kedalamannya sampai 20 m lebih. Baru aku sadari ternyata yang aku lihat foto di internet itu adalah kawah putih ini. Perjalanan satu hari ini sungguh mengasyikan ..alhamdulillah.

kawah putih