Menunggu
3 menit sebelum aku beranjak dari peraduanku, biasanya ku gunakan untuk
menyusun kegiatan yang akan ku lakukan hari ini. Alhamdulillah pagi ini aku
masih di beri kesempatan untuk menghirup udara pagi yang segar dan menikmati
kicaunya burung di pohon asem dekat rumahku tanpa harus membayar sehingga aku
tidak pernah mendengar kenaikan tarif untuk menikmati pagiku. Hangatnya mentari
pagi memberikan energi positif buatku dengan penuh harapan semoga hari
menyenangkan buatku dan orang orang sekitarku.
Rencanaku
pagi ini, sehabis ngantar anak anakku
sekolah, aku harus ke pasar karena bahan masakanku sudah tidak ada di kulkas.
Biasanya aku selalu mampir ke kios buah untuk mencari jambu biji merah
kesukaanku. Jambu biji merah di tempatku masih agak susah karena aku tinggal di
kota kecil Tebing Tinggi Sumatera Utara. Orang sini menyebut pasar dengan nama
pajak, kalau pasar artinya jalan raya, tapi di sini aku ingin menyebut pasar
sebagai tempat bertemunya antara penjual dan pembeli.
Tebing
Tinggi terletak kira kira 64 Km dari kota Medan , ibukota propinsi SUMUT. Tebing
Tinggi terkenal kota lemang karena yang terkenal adalah lemangnya. Lemang
adalah beras ketan yang di masukan ke dalam bambu kemudian di beri santan, di
masak dengan cara di bakar. Mmmm…..enak lo, apalagi kalo masih panas makannya ,
sambil di colekkan di srikaya atau sama tape pulut hitam. Aku jamin kalian
pasti tak akan melupakan lemang Tebing Tinggi.
Aku
adalah seorang ibu rumah tangga biasa yang mempunyai dua jagoan, klas 9 dan klas 4. Aku di Tebing
Tinggi ini merantau, asliku Jogja suamiku Jakarta yang kebetulan bertugas di
sini. Kebetulan kami tidak mempunyai saudara di Tebing jadi aku harus pandai
bergaul dengan siapapun yang aku jumpai dengan harapan aku di anggap saudara
oleh banyak orang.
Seperti biasa suasana pagi pasti ribut di
rumahku dari yang mbangunin anak anak, suruh shalat, nyuruh mandi dan adanya pesanan
makanan dari anak anakku untuk sarapan. Bisa di pastikan hampir semua ibu ibu
di pagi hari pasti rempong. Tapi mungkin suasana pagi yang ribut akan aku
rindukan jika suatu saat nanti anak anakku sudah besar dan sudah mempunyai
kehidupan sendiri, jadi aku nikmati saja.
Setelah
anak anak ku antar semua ke sekolah, aku langsung ke pasar. Kebetulan tempat
sekolah mereka berdekatan jadi menghemat waktuku untuk urusan antar jemput
mereka. Di pasar bagiku bukan hanya sekedar belanja tapi aku lebih suka
menyebutnya wisata pasar. Aku senang mengamati suasana pasar dan menikmatinya.
Sayuran yang ada di pasar biasanya dari brastagi, segar segar dan menggiurkan
penampilan si sayur ini, walau hanya sebuah wortel, sungguh gemas kalo melihatnya.
Hijaunya sayur yang segar dan merahnya tomat yang selalu menggodaku untuk menggigitnya,
maklum aku suka tomat apalagi tomat yang baru di petik dari pohonnya yang masih
bau langur langur.
Pasar
di sini hampir sama dengan pasar di Jogja, cuma aneka dan bentuk barangnya agak
berbeda, contohnya di sini banyak aneka ikan ikan di jual sedangkan di Jogja
hanya sedikit jenis ikannya, yang jelas di Tebing tidak ada ikan bandeng sedang
di Jogja ada. Mungkin habitat bandeng tidak ada di sini kali ya. Telor kalau di
sini di jual per biji sedang di Jogja perkilo. Satu lagi yang menarikku waktu
aku pertama kali tiba di Tebing, di sini buah nenasnya besar besar kalau di
Jogja kecil kecil tp udah ada yang di kupas jualnya di sana.
“Ibu
cantiiikk… belanja ya?, ada jambu merah lo bu baru sore kemarin datang” suara
kakak penjual buah buahan langgananku membuyarkan imajinasiku tentang tomat
merah membara itu. “ Iiih… eda ini bikin kaget aku aja, tau aja kalu aku lewat
kiosmu” jawabku sambil mencari si jambu merah kesukaanku dan suamiku. Aku
memanggilnya eda yang artinya kakak dalam bahasa batak. Namanya sich Ida tapi
aku juga jarang panggil namanya , biasanya ya eda eda saja.
Eda
adalah seorang ibu dengan 3 anak, klas 8 klas 4 dan yang bungsu baru berumur 1
tahun. Si bungsu selalu di bawa ke pasar, di kiosnya di pasang ayunan juga buat
tidur anaknya. Kebiasaan orang sini untuk menidurkan anak anak yang masih kecil
di taruh di ayunan. Perjuangan seorang ibu yang hebat, mencari rejeki tanpa
meninggalkan anak yang masih harus mendapatkan ASI. Entah kenapa eda sering
mengajak aku ngobrol terutama masalah kemelut yang ada dalam rumah tangganya, tentang
suaminya yang lebih banyak waktunya untuk duduk duduk di warung tuak daripada
mengurusi ladangnya. Eda juga akhirnya yang sering mengurusi ladangnya.
Sambil
ikut memilihkan jambu yang bagus eda ber kata “Bu semalam anakku yang kecil,
tinggi kali panasnya, udah ku minumi obat penurun panas, tapi ya gitu masih
juga naik turun panasnya”. “ sudah berapa hari da panasnya? Ingat da musim DB ini,
di perhatikan panas anakmu, obat penurun panasnya bisa setiap 4 jam sekali da”
itulah arahanku yang sudah seperti dokter aja…hihiiii, kebetulan suamiku
seorang dokter jadi sedikit tahu tindakan pertama jika anak kita sakit. “Ingat
da kalau udah 3 hari gak sembuh bawa ke dokter ya” lanjutan arahanku.
Pernah
kapan itu anak eda sakit sesak akut yang harus cepat di tangani dokter alias
harus segera di bawa ke rumah sakit, tapi karena kebiasaan dalam keluarganya
harus musyawarah dulu bukan segera di bawa ke rumah sakit , jadi sampai kritis
baru di di tangani dokter. Mungkin pertimbangan biaya kali mereka harus
musyawarah dulu setiap mau ke rumah sakit. Hal tersebut sebenarnya sangat di
sayangkan karena membuat yang sakit terlambat mendapat pertolongan.
Alhamdulillah pada waktu itu anak eda bisa tertolong.
Kebiasaan
suaminya yang sering nongkrong di kedai tuak sebenarnya membuat ketidaknyamanan
kehidupan rumah tangga eda, tapi setiap kali eda melarang suaminya pergi
alhasil malah menimbulkan pertengkaran hebat, hal itu tidak di sukai eda karena
anak anaknya akan melihat kejadian pertengkaran tersebut. Yang di pikirkan eda
sekarang hanya bekerja untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya dan tidak lupa
di selalu berdoa semoga suaminya menyadari tanggung jawabnya sebagai kepala
rumah tangga. Pergi ke gereja selalu di sempatkan eda dengan anak anaknya, di
situlah eda mendapat kekuatan untuk menjalani riak kehidupannya.
“udah
da timbang jambunya!, oh iya tinggal sini dulu ya jambunya, aku mau keliling
dulu”kataku sambil menyerahkan jambunya. Setelah di timbang “2 kilo bu
jambunya” sahut eda, aku keluarkan uang satu lembar sepuluh ribuan, ku kasihkan
sama eda terus aku melanjutkan perjalanan belanja sambil wisata pasar.
Pasar
hiburanku tersendiri di setiap kota yang aku tempati. Di pasar aku bisa melihat
kebiasaan penduduk di daerah tersebut. Aku pernah tinggal di kabupaten Sidrap
Sulawesi selatan tahun 1998 tepatnya di kota Rappang, kebiasaan mereka jualan
bukan dengan di timbang tapi pakai takaran kaleng, entah bekas kaleng susu
kental manis, apa yang agak besar yaitu kaleng susu bubuk. Waktu aku pertama
kali ke pasar aneh rasaku, ada beli kentang koq takarannya kaleng, terus beli
cabai modelnya di tumpuk tumpuk.
Aku
senangnya waktu di Rappang itu kalau beli jagung sudah ada yang serutan, jadi
kalau aku mau bikin bakwan jagung apa bubur jagung enak, gak repot nyerut n
bisa langsung memperkirakan seberapa jagung yang ku perlukan. Nah.. kalau
kacang hijau di takar pakai kaleng susu kental manis, aku masih bisa memahami
karena bentuknya kecil agak mudah di nalar pemikiranku. Beli tomat, terong,
timun, wortel, kacang panjang gaya jualannya seperti cabai.
Tidak
hanya metode jualan yang membikin pasar satu daerah beda dengan daerah lain,
tapi tentu saja jajan pasarnya juga menjadi ciri khas suatu daerah itu. Di
pasar Rappang ada yang jual burasak, itu sejenis ketupat tapi gurih. Burasak
itu beras di masak pakai santan, setelah di masak setengah matang istilah
jawanya di aron, lalu di bungkus pake daun pisang dengan model bungkusan segi
empat tipis tipis supaya memudahkan untuk matang burasaknya. Bungkusannya kayak
kalau kita bikin lemet, setiap 4 bungkus lalu di ikat jadi satu dengan tali
raffia,kemudian di rebus minimal 3 jam.
Burasak
bisa tahan berhari hari juga, biasanya orang di daerah sana kalau naik kapal
pasti akan membawa bekal burasak. Makannya sama tumisan labu siam dan telur
rebus. Kalau aku makan gitu aja juga
enak , gurih rasanya dan pasti satu ikat kurang. Kalau kue kue di sana aku
kurang begitu suka karena manis sekali dan rasa telurnya terasa, soalnya mereka
kalau bikin kue pemakain telurnya memang banyak.
Ooh…iya
si pasar Rappang penjualnya kebanyakan memakai bahasa daerah Bugis, jadi aku
lebih mengenal bahasa Bugis daripada bahasa Batak, karena di Tebing kebanyakan
sudah memakai bahasa Indonesia. Kadang aku
jumpai orang bergaduh di pasar pakai parang atau badik. Rappang yang notabene penduduknya
suku Bugis memang pantang kalau sudah menyangkut harga diri, masuk penjara
bukan menjadi masalah bagi mereka. Aku kadang takut sendiri kalau sudah ada
yang bergaduh, takut kena salah sasaran. Badik adalah senjata khas mereka yang
masih banyak orang yang selalu di bawanya kemana mana pada waktu aku di sana.
Badik kayak keris tapi kecil. Tidak tajam sich wujudnya, tapi justru tidak
tajam itu kalau buat menusuk malah membikin bekas robekannya lebar dan biasanya
karatan badik itu, jadi bahaya tetanus sudah jelas meyertainya kalau terkena
tusukannya.
Perbedaan
suku Batak dan suku Bugis itu ya terletak dari gaya bicaranya, kalau orang Batak
keras nadanya seperti oang bertengkar tapi untuk melakukan tindakan kurang, nah
kalau orang Bugis lebih banyak diamnya tapi kalau sudah menyangkut harga diri,
tak segan mereka bertindak. Pada prinsipku selama aku baik pada mereka tentu
aku pasti juga aman aman aja dan mereka juga baik padaku.
Tak
terasa tentenganku dah banyak, kebutuhan dapur untuk beberapa hari rasaku dah
ku beli semua, tinggal mengambil jambuku tadi. Sampai di kios buah ku tengok
eda udah gak ada di kiosnya. “Kemanalah si eda ini” batinku. “Eda yang jual
buah kemana ya cek” tanyaku kepada penjual telor yang jualannya sebelah kios
eda yang kebetulan orang cina yang jualan. “Ooo.. si eda pergi ke rumah sakit
bu, suaminya keracunan oplosan, tadi adiknya ke sini” penjelasan acek yang
cukup jelas pikirku. “Cek aku ambil jambuku ya, tadi dah ku bayar” kataku sama
acek sambil mencari jambuku. Akhirnya aku pulang ke rumah dengan banyak
pertanyaan di dalam benakku yang menyangkut si eda.
Terik
siang ini memang membikin kepalaku nyeri, aku memang tidak tahan dengan sinar
matahari yang panas, biasanya aku tiduran sebentar untuk mengurangi rasa
nyeriku. Memejamkan mata sambil mendengarkan lagu menghanyutkan pikiranku
melayang melintasi lautan kembali menikmati pasar Rappang hingga ku terlelap.
“Kriiiinggg…kriiinnnggg…kriiiinggg”
suara hape jadulku membangunkan tidurku, ku tengok dari mantan pacarku, “ Apa
pa?” tanyaku dengan kesadaranku yang belum penuh, “ Ma suami yang jualan buah
masuk rumah sakit ni, keracunan minuman keras, bisa ke sini ma biar tenang si
edanya, gak nyaman aku ma dengan tangisnya”, “Ya pa tapi mama belum masak lo
pa” jawabku . Aku memang selalu bercerita tentang segala hal dengan suamiku,
makanya suamiku tahu kalau eda sering curhat ama aku.
Benar
juga sampai di rumah sakit aku dengar suara tangis eda terdengar di plataran
parkir rumah sakit. Wah eda ini bikin rumah sakit gempar aja, ini kalau ada
pasien yang gawat bikin tambah parah sakitnya karena dengar suara meraung
tangisnya. Akhirnya ku cari eda dan ku ajak dia ke kantin biar tidak mengganggu
yang lain.
Aku
pesan minuman sama yang jaga kantin, satu teh anget dan satu the manis dingin,
tentunya yang dingin buatku. Tak butuh lama minuman sudah tersaji di meja.
‘Makasih ya mbak” kataku kepada yang membawa minumanku. Ku suruh eda minum teh
angetnya biar agak reda tangisnya dan semoga menjadi tenang jiwanya.
“Gimana
da ceritanya?” tanyaku mengawali percakapan di kantin itu. Akhirnya eda
bercerita dan seperti dugaanku suaminya yang hobi ke kedai tuak keracunan
minuman keras oplosan di situ, untung langsung di bawa ke rumah sakit tanpa
harus musyawarah keluarga dulu jadi bisa cepat di tangani. Dalam kondisi
berbuih mulut dan kejang kejang serta kesadaran menurun suami eda tiba di rumah
sakit . “Semoga bisa tertangani ya da, dan semoga suami eda juga menyadari
kekeliruan selama ini, eda berdoa aja , jangan menangis lagi, insya Allah suami
eda akan membaik” kataku menghiburnya, dan memang hanya itu yang bisa aku
lakukan.
Sudah
lima hari sejak terakhir aku jumpa eda di rumah sakit, baru pagi ini ku jumpa
lagi dengan eda di kiosnya. Aku memang sengaja meluangkan waktuku buat dengerin
cerita eda tentang suaminya. “Puji Tuhan bu, suamiku udah membaik, sekarang
tinggal memulihkan kesehatannya aja” awal cerita eda kepadaku. Dari ceritanya
aku juga mengetahui kalau suaminya kayaknya sudah jera dengan tuak dan minuman
keras karena hampir kehilangan nyawa gara gara itu.
Memang
awalnya kalau di nasehati tidak masuk dalam pikiran suaminya , malah di marah
marahi edanya, namun sekarang Alhamdulillah dengan kejadian itu insya Allah
akan lebih baik keadaan rumah tangga eda. Doa dan penantian eda berujung manis,
dan aku pasti akan mendapat kisah kisah seru lagi dalam wisata pasarku.
bersabar thd suami dan selalu berdoa ibu
BalasHapus+haris sarjita, belajar sabar dan ikhlas itu harus selama kita hidup, bener katamu doa adalah senjata paling ampuh.
BalasHapus"Yuk kunjungi S1288POKER agen poker online uang asli terpercaya indonesia. Dilayani oleh customer service yang ramah dan baik yang siap melayani anda selama 24 jam Non-stop. Proses Deposit dan Withdraw tercepat hanya 5 menit. Di S1288POKER kalian bisa memainkan 6 permainan hanya dalam satu user id.
BalasHapusAyooo..tunggu apalagi yuk daftarin diri kalian segera di S1288POKER untuk dapatin bonus yang menarik serta pelayanan Customer Service yang sangat memuaskan. (PIN BBM : 7AC8D76B)"
"Yuk kunjungi S1288POKER agen poker online uang asli terpercaya indonesia. Dilayani oleh customer service yang ramah dan baik yang siap melayani anda selama 24 jam Non-stop. Proses Deposit dan Withdraw tercepat hanya 5 menit. Di S1288POKER kalian bisa memainkan 6 permainan hanya dalam satu user id.
BalasHapusAyooo..tunggu apalagi yuk daftarin diri kalian segera di S1288POKER untuk dapatin bonus yang menarik serta pelayanan Customer Service yang sangat memuaskan. (PIN BBM : 7AC8D76B)"
ID303 Disini kamu bisa main Game :
BalasHapusGame Bola,
Game Sabung Ayam,
Game Casino,
Game Tangkas,
Game Tebak Angka,
Game Poker Domino,
Dan masih banyak lagi...
Ayo Guys Buruan Gabung dan Main Di ID303.
Salurkan Hobby Bermain Kamu Sepuasnya Di Situs Ini ^^. Daftar Akun Kamu Di www.id303.com
BBM : 7B3130BF / csid303
WA : +6281326993756