Pemimpin Yang Amanah

Tema kali ini tentang pemimpin yang baik. Memang seharusnya yang paling dulu kita lakukan adalah dengan menjadi pemimpin diri sendiri. Menganiaya terhadap diri sendiri kadang kita tidak  sadari, tersadar ketika kita kena efek sampingnya seperti yang di contohkan dalam pengajian kali ini yaitu orang yang memakan cabe atau sambal yang berlebihan yang mengakibatkan sakit perut hanya untuk menuruti selera makan diri kita.

Alhamdulillah banyak makna yang bisa saya ambil isi pengajian hari ini yang kebetulan bertepatan dengan hari lahir saya. Yang terbayang dalam pikiranku “apa jawabanku nanti ketika Allah menanyakan hidupku di dunia ini untuk apa”. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang beruntung.

Pengajian Syuhada Rabu 19/11/2013 @masjid Syuhada Yogyakarta by Ust. Sudarmadi
 

PEMIMPIN YANG AMANAH

Rasulullah saw : "Setiap kamu adalah pemimpin & setiap kamu akan ditanya terhadap kepemimpinanmu."

Rasulullah saw adalah contoh pemimpin terbaik di antara yang baik. Setelah itu tidak ada yang dapat menyamai Nabi.
Sifat wajib seorang rasul yaitu: shidiq, amanah, tabligh, fathonah.

Shidiq artinya jujur. Pemimpin yang shidiq berarti tingkat amanahnya lebih tinggi. Pemimpin yang baik yaitu yang bisa menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.
"Sesungguhnya Allah telah menyuruh kamu semuanya untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya."

Amanah ada 3:
1. Al amanatul 'abdi ma'ar robbi.
» Amanah yang harus disampaikan seorang hamba kepada penciptanya.
2. Al amanatul 'abdi ma'an nas.
» Amanah yang harus disampaikan seorang hamba kepada sesama manusia.
3. Al amanatul 'abdi ma'an nafs.
» Amanah yang harus disampaikan seorang hamba kepada dirinya sendiri.

PENJELASAN

1. Al amanatul abdi ma'ar robbi.
Pemimpin yang baik adalah yang bisa menyampaikan amanah dari dirinya kepada penciptanya. Amanah ini berasal dari Allah yang harus kita emban & kita kembalikan (amanah keimanan).

Ternyata hidup kita itu selalu dipaksa. Kita dipaksa berada di alam ruh terus pindah ke alam rahim selama 5 bln 10 hari (ruh mulai ditiupkan ketika janin berusia 4 bulan). Dari alam rahim kita dipaksa lagi pindah ke alam dunia (standar hidup di dunia sekitar 60 tahun sesuai dg usia Rasulullah saw).

Ketika ruh ditiupkan di alam rahim, Allah menanyakan : Alastu birobbikum? Qolu bala syahidna.
"Bukankah aku tuhanmu?"
Mereka (ruh) menjawab, "Benar (Engkaulah Tuhan kami), kami menjadi saksi."

Ruh ditiupkan dalam keadaan suci maka harus dikembalikan dalam keadaan suci pula. Hal ini susah dilakukan karena dulu di alam rahim kita belum melihat gemerlapnya dunia.

QS. An-Nahl 16:78

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur."

Kita semua dilahirkan dengan diberikan onderdil berupa mata, telinga & hati agar bersyukur. Tapi dalam perjalanan hidup manusia semua itu bukan untuk bersyukur pada Allah. Lewat mata/telinga kita memenuhi hati kita dengan dosa. Jika demikian berarti kita sudah tidak amanah lagi.
Hendaknya kita menjaga kesucian ruh supaya bisa kembali dalam keadaan suci » husnul khotimah.
Panggilan Allah ada 4:
- Panggilan yg diseru oleh muadzin, yaitu adzan (sholat).
- Panggilan yg diseru oleh Nabi Ibrahim, yaitu haji/umrah.
- Panggilan yg diseru oleh Malaikat Izrail, yaitu kematian.
- Panggilan yg diseru oleh Allah sendiri.

Panggilan 1 & 2 biasa ditunda.
Panggilan yang ke 3 tidak bisa ditunda » "Jika ajal sudah tiba saatnya tidak bisa ditunda/diajukan walau sesaat pun."
Panggilan ke 4 hanya untuk orang tertentu » QS. Al Fajr :27-30
“Yaa Ayyatuhan Nafsul Muthmainnah.
Irji’ii ilaa rabbiki raa dhiyatam mardhiyyah.
Fadkhuli fi ’ibadii.
Wadkhuli jannatii…”

“Wahai jiwa yang tenang.
Kembalillah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhoi-Nya.
Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu.
Dan masuklah ke dalam surga-Ku.”

Nafsul muthmainnah = khusus untuk orang yang bisa menjaga kesucian ruhnya dari awal sampai akhir.
Yang dimaksud dengan "HambaKu" = hamba yang tunduk lahir batin pada kriteria Allah.

2. Al amanatul 'abdi ma'an nas.
Apa yang mesti kita perbuat ketika bergaul dengan sesama manusia? Yaitu dengan akhlak yang baik/bisa menempatkan diri. (Kalau gak mau dicubit ya jangan nyubit).
Ada 2 kewajiban dalam berhubungan dengan sesama manusia:
- Ya'muruna bil ma'ruf (mengajak kebaikan)
- Wayanhauna 'anil munkar (mencegah kemunkaran).

Jika kita tidak menjalankan kewajiban tsb maka berarti kita tidak amanah.
Ciri teman yang baik:
- ketika kita salah akan diingatkan.
- ketika kita mendapat nikmat akan memberikan ucapan selamat dengan tulus.
- ketika kita mendapat musibah akan menghibur & mencarikan solusi.
Jadi bukan teman yang SMS (Suka Melihat kita Susah/Susah Melihat kita Senang)

3. Al amanatul 'abdi ma'an nafsi
Menjaga kesehatan fisik merupakan amanah dari Allah.
Kita tidak boleh memberatkan diri kita dengan ibadah sunnah yang kita tidak mampu.
Misal :
- puasa terus menerus tanpa berbuka.
Rasul : Klo kalian ingin memperbanyak puasa, puasalah 3 hari pertengahan bulan, Puasa Senin Kamis & jika masih kurang puasa Daud.
- sholat malam sepanjang malam sampai payah/gak sadar.
Rasul : Janganlah kalian sholat sampai kamu tidak sadar dengan apa yang kamu lakukan.

Menyiksa fisik yang bukan dalam rangka ibadah misalnya makan pedas berlebihan sehingga sakit perut.

Harimau makan daging tetapi tidak hipertensi karena makan secukupnya. Kalau sudah kenyang akan berhenti. Beda dengan manusia, makan melebihi kebutuhan kalorinya sehingga akan menumpuk jadi penyakit.
Jika kita mengabaikan kesehatan fisik kita berarti kita tidak amanah dengan diri sendiri.